Understanding The Youth

Memiliki karakter yang bold membuat Valerie Thomas, 22, terlihat berbeda dari anak-anak muda seusianya. Pada Her World, Valerie mengenakan perhiasan koleksi Bvlgari B.zero1 membeberkan nilai yang ditanam oleh kedua orang tuanya dan harapan yang ia inginkan bagi Indonesia
Valerie Thomas

Blazer wol dan kemeja garis, Celine.

Hai Valerie! Selamat untuk terpilihnya Val sebagai salah satu Bulgari B Zero One Society. Menarik banget karena Bulgari memilih anak-anak muda berprestasi.

Terima kasih! Memang menarik banget karena selain itu kami juga dianggap memiliki bold attitude dan bisa memberikan dampak positif bagi orang-orang di sekitar.

Jadi, kenapa Valerie memutuskan untuk masuk ke dunia entertainment

Saya sempat merasa ada perbedaan dalam diri saya yang mungkin tidak bisa diterima oleh orang Indonesia. Awalnya saya enggak paham, tapi setelah lama tinggal di luar negeri, saya baru mengerti bahwa it’s my upbringing, alias cara saya dibesarkan dalam keluarga. Jadi mungkin bagi sebagian besar orang, saya dianggap terlalu vokal dalam bicara atau justru showing off too much skin.

Sekembalinya ke Indonesia, saya ingin melakukan hal yang berdampak positif bagi orang sekitar, seperti terlibat langsung di pergerakan sosial. Saat ini masih banyak isu sosial yang tabu dibicarakan sehingga rasanya perlu semakin banyak orang seperti saya, dengan karakter bold, untuk bisa membantu menyuarakan hal-hal itu. Di sinilah saya melihat bahwa dunia entertainment bisa jadi platform yang baik dan sangat besar untuk membantu orang-orang yang takut menyuarakan opininya.

     Small conscious changes can really change the future.       

Lalu, masalah apa yang terjadi di Indonesia saat ini yang paling relate dengan Valerie?

Isu paling besar dan paling mudah ditemui saat ini adalah soal sampah plastik. Perlu dipahami bahwa sampah plastik punya dampak yang sangat besar. Mungkin generasi penerus kita enggak akan bisa berenang di laut yang bersih, berenang dengan paus atau bahkan sekadar melihat terumbung karang.

Valerie Thomas

Tas, Serpenti Forever Mini Bag.

Nah, Valerie masuk dalam kategori Gen-Z. Sering merasa kesulitankah dalam menyuarakan opini, khususnya pada generasi lebih tua yang memegang power saat ini?

Mungkin sulit karena pola pikir generasi lebih tua yang memang sudah tidak bisa diubah dan saya sangat mengerti itu. It’s their normal, beda dengan normal versi kami. Mungkin nanti kalau saya punya anak dan bagi mereka, pikiran saya tergolong kolot, tentu shocking tapi itu bisa saja terjadi.

Jadi, walau sulit menyuarakan opini, tapi kami harus mengajarkan mereka dengan pelan-pelan, secara strategis, terhadap perkembangan yang ada. Karena banyak lho orang tua yang tidak mau memberikan ruang bagi anaknya beropini dan itu salah. You have to keep up with them otherwise you don’t know who they are. Orang tua yang dewasa tentunya bisa mengajarkan hal-hal yang baik, tapi juga mau menunjukkan kesalahan mereka.

     You have to keep up with them otherwise you don’t know who they are.       

Jadi penasaran dengan komunikasi Valerie dengan orang tua di rumah. Pasti kalian sering diskusi¸ya?

Tentu, dong. Banyak orang berpikir bahwa orang tua membebaskan saya banget. Tapi bukan begitu, kami enggak selamanya bebas. Kami tetap dikontrol sesuai batasannya. Mama dan Papa enggak pernah mengurung kami sampai depresi dan tidak menikmati hidup. Mereka mengizinkan saya untuk hang out dengan teman-teman tapi ada jam malam yang harus dipatuhi. Dengan begitu, orang tua dan anak sama-sama bisa saling menghormati dan bertanggung-jawab.

Mereka juga memberikan saya ruang untuk mengeksplor banyak hal saat masih muda sehingga pada akhirnya saya jadi lebih pintar memilah mana yang baik dan yang tidak. Sekarang orang tua saya sudah enggak perlu khawatir dengan keputusan yang saya ambil.

Valerie Thomas

Tas, Serpenti Clutch Shiny Karung.

Valerie punya banyak bisnis. Apakah ini terinspirasi dari Papa juga?

Dari kecil, saya sering diajarkan oleh orang tua untuk berdiri sendiri tanpa laki-laki. Mama selalu mengingatkan, walau Papa dan Mama bisa berhasil bareng, tapi Mama juga tetap bisa sukses sendiri. They just bring the best of each other. Jadi ini yang saya bawa ke bisnis. Waktu usia 15 tahun, saya bangun brand lipstik sendiri karena sayangnya saat itu saya di-bully hanya karena bibir saya yang besar. So, I gained my power back.

     Di keluarga, kami enggak pernah saling tunjuk. At the end of the day, kami akan cari solusi yang terbaik bagi semua.       

Bicara soal social movement, bisa jelaskan tentang Project Bhinneka?

Saya dan sahabat saya, Rafi Haikal, yang kebetulan saat ini masih kuliah di New York, membuat Project Bhinneka ini dengan tujuan melestarikan budaya Indonesia. Kami kan sekolah di luar negeri dan ketika itu ada satu elemen yang hilang, yaitu element of home. Kenapa orang lain bisa glorifying negara lain, tapi bukan Indonesia? Padahal Indonesia punya banyak banget keindahan yang enggak dimiliki tempat lain.

Jadi kami ingin menunjukkan hal-hal itu lewat seni, musik, dan karya-karya lainnya. Harapannya lewat Project Bhinneka ini, kami bisa membuka mata orang banyak untuk mengapresiasi Indonesia. Selain itu, kami juga ingin movement ini bisa jadi platform bagi mereka yang bertalenta tapi belum bisa mendapatkan panggung.

Terakhir, andai Valerie punya superpower untuk bisa membuat Indonesia lebih baik, apa yang Val inginkan?

Saya ingin punya mind-control. Karena saya ingin orang bisa mengerti jalan pikir saya.

(Tulisan ini adalah hasil obrolan Iwet Ramadhan -kontributor- dalam sesi "A Chat With" yang telah tayang di channel Youtube Her World Indonesia.)





Cover Digital | © 2022 Herworld Indonesia