Indah Nada Puspita

Bergerak dengan Cinta

Punya segudang cita-cita yang beragam justru membuat Indah Nada Puspita bisa merealisasikan mimpinya.
Indah Nada Puspita

Moona Shawl dalam warna almond, Sophia Raghan Blouse dalam warna krem, Sophia Pleated Skirt dalam warna khaki, Camille Heels dalam warna emas.

Lahir di Medan, Nada kecil ternyata banyak menghabiskan waktu berpindah kota karena mengikuti pekerjaan sang ayah. "Waktu TK, saya pernah tinggal di Sukabumi, lalu pindah ke Balikpapan. Saat SMA, saya pindah ke Jakarta. Bisa dibilang, saya ‘dipaksa’ untuk beradaptasi dengan banyak lingkungan baru," kenangnya.


 

Segudang Cita-Cita

Bergonta-ganti lingkungan sejak kecil nyatanya membuat Nada punya segudang cita-cita. Ia mengaku, sejak kecil sering dipakaikan baju-baju lucu oleh ibu. "Namanya Mama senang punya anak perempuan, jadi sejak saya TK, Mama senang memakaikan baju-baju lucu. Ternyata, saya mulai ada ketertarikan pada fashion," lanjut Nada. Namun sejak duduk di bangku SD, ia mengaku memiliki passion baru di bidang melukis. "Saya sering ikut lomba melukis di tingkat kota hingga provinsi. Tahun 2005, saya sempat menang juara 1 lomba melukis dalam rangka perayaan ulang tahun kota Balikpapan. Ini adalah pengalaman yang benar-benar tidak bisa dilupakan, apalagi penghargaannya diberikan langsung oleh Walikota," kenang Nada.
 
Bukan hanya memiliki ketertarikan dalam bidang fashion dan melukis, nyatanya Nada juga mulai tertarik untuk bernyanyi. "Lucunya, saya adalah orang yang sangat pemalu. Tapi saya bertekad untuk bisa bernyanyi. Akhirnya saya mencoba berlatih bernyanyi di dalam lemari agar tidak ketahuan orang rumah, khususnya Mama," lanjutnya sambil tertawa. Meski begitu, saat acara perpisahan sekolah, ia memutuskan untuk tampil demi membuktikan pada sang Mama bahwa ia juga bisa bernyanyi. "Basically, sejak kecil saya sudah mencoba banyak hal yang berbau seni," ujar Nada.
 
Ia mengaku, rasa penasaran untuk mencoba banyak hal ini terjadi lantaran dirinya yang sudah terbiasa punya jadwal kegiatan padat sejak SD. Mulai dari bimbingan sekolah, les Bahasa Inggris, berenang, hingga piano sudah jadi kegiatan harian yang harus dilakukan setiap minggunya. "Dulu mungkin rasanya lelah. Tapi semua pasti ada hikmahnya karena sekarang saya setidaknya bisa melakukan banyak hal. Thanks to my Mom," lanjut Nada.

Indah Nada Puspita

Sophia Scarf dalam warna sapphire, Sophia Outer dalam warna biru, Sophia Pleated Skirt dalam warna biru navy, Classic Brooch dalam warna silver, Chrivia Small Brooch dalam warna silver.

Berkembang Lewat Blog

Dengan banyaknya ketertarikan, bukan berarti Nada tidak pernah merasa bingung dengan tujuan hidupnya. "Saya menghabiskan cukup banyak waktu berada dalam fase yang membingungkan. Mana yang kira-kira ingin saya seriusi? Bahkan, Papa sempat menyarankan agar saya menjadi dokter. Tapi kecintaan saya terhadap seni selalu ada, hanya saja belum tahu, seni apa yang ingin saya kejar?" jelasnya.
 
Hingga akhirnya pada tahun 2009, Nada diminta untuk membuat sebuah blog oleh guru di sekolah. Bisa dibilang saat itu adalah era blogging. Nama-nama besar seperti Raditya Dika dan Diana Rikasari tengah menjadi topik pembicaraan yang hangat di kalangan anak muda saat itu. "Saat itulah, saya memanfaatkan blog untuk menceritakan hal-hal yang saya sukai. Saya mulai membuat ‘Outfit of the Day’, review film yang disukai. Tak disangka, blog saya mendapat nilai paling bagus di kelas. Itulah yang akhirnya membuat saya terus semangat melanjutkan blogging," lanjut Nada. Hingga akhirnya blog tersebut fokus untuk membahas fashion.
 
Lewat blog, Nada mengaku dirinya banyak berkenalan dengan orang-orang yang bergelut di bidang fashion. Bahkan, ia jadi sering diundang ke acara fashion week, khususnya modest fashion. "Misalnya di Turki, Qatar hingga Dubai. Jadi saya punya banyak pengalaman dalam melihat sisi modest fashion di dalam dan luar Indonesia. Ternyata, fashion Indonesia sangat variatif. Kita juga punya banyak potensi untuk memimpin. Hanya saja saat itu, belum banyak opsi yang bisa dipilih, khususnya untuk baju Muslim," jelas Nada. Keinginan baru pun muncul. "Saat itu saya berpikir bahwa suatu hari nanti saya ingin bisa punya brand modest fashion," lanjutnya. Tak lama, lahirlah label Nada Puspita pada 2015.

Indah Nada Puspita

Nada Jacquard Scarf dalam warna oat, Sophia Outer dalam warna taupe, Sophia Palazzo Pants dalam warna khaki, Camille Heels dalam warna bone, Classic Textured Brooch dalam warna ever rose, Meteora Brooch dalam warna ever rose.

 

    Dengarkan cerita orang karena dari sana kita bisa terinspirasi. Selalu peka terhadap tanda-tanda apa yang Tuhan kasih.       

 

Nada Puspita

Nada mengaku dirinya memulai label modest fashion dengan koleksi scarf. "Saat itu saya belum ada basic business, jadi saya mulai dari yang paling mudah dulu. Kebetulan, pembaca saya banyak yang penasaran akan cara saya memakai hijab. Selain itu, pashmina atau scarf juga sedang tren. Lalu saya mulai mencoba membuat motif scarf," kenangnya. Meski begitu, ia mengaku belum punya rencana serius untuk membesarkan brand-nya terebut.
 
Hingga akhirnya pandemi muncul dan semua orang harus berada di rumah. Nada pun menggunakan momen itu untuk introspeksi dan refleksi diri. Ia mulai memikirkan masa depan. Dalam hati kecil, rasanya ada sesuatu yang belum terpenuhi. Lalu, Nada sempat teringat pesan almarhum sang ayah. "’Nada Puspitanya jangan dilepas, ya, sayang. Bagus itu untuk masa depanmu.’ Itu yang terngiang di pikiran saya. Di situ juga saya sadar bahwa mungkin saya tidak perlu keliling dunia untuk menemukan tujuan hidup. Mungkin selama ini yang saya cari sebenarnya sudah ada di depan mata," kenang Nada.
 
Sejak saat itu, ia pun mencoba untuk lebih serius menggarap Nada Puspita. "Saya berusaha menggali pengetahuan lebih dalam tentang cara menjalankan bisnis, tim apa saja yang dibutuhkan, apakah kami butuh partner, mau produksi ke mana. Hingga akhirnya terbentuklah tim yang lebih besar," lanjut Nada. Tak terasa, sejak pandemi hingga hari ini, Nada Puspita telah berhasil membuka 11 toko offline. Nada pun sadar bahwa untuk bisa berkembang, ia memerlukan tim yang besar pula.
 
Kegigihannya berjuang untuk membangun label Nada Puspita berhasil menoreh prestasi. Pada 2022, Nada Puspita mendapatkan penghargaan Rising New Brand by Modestalk Reader’s Choice Award. Pada 2023, label ini juga turut berpartisipasi dalam ajang New York Fashion Week. Meski banyak penghargaan dan prestasi yang diraih, Nada mengaku hal ini justru menjadi tantangan baru untuk bisa meningkatkan engagement lebih baik dari sebelumnya.
 
Ketika ditanya soal harapan pada tahun depan, Nada berharap dirinya bisa membuka lebih banyak toko offline. "Walau sebenarnya orang sering bilang online lebih menarik, tapi offline client tetap lebih banyak. Selain itu, saya juga sudah menyiapkan banyak konsep dan motif baru untuk scarf. Harapannya, Nada Puspita bisa memenuhi segala kebutuhan fashion from head-to-toe untuk teman-teman berhijab. Tahun depan, akan lebih banyak lagi variasi produk untuk mendukung modest lifestyle di Indonesia," ujar Nada.

Indah Nada Puspita

Sophia Scarf dalam warna almond, Sophia Lace Dress dalam warna broken white, Rachel Bag dalam warna sand, Classic Textured Brooch dalam warna emas, The Camille Belt dalam warna beige.

Mengenang Sosok Papa

Kedekatan Nada dengan sosok ayah bisa dibilang jadi salah satu yang membentuk hidupnya saat ini. "My father was a very wise man," ungkap Nada. Ia tahu bahwa ayahnya adalah sosok yang sangat baik. Namun, semenjak sang ayah meninggal, semakin banyak kebaikan yang terungkap dari orang-orang luar. "Sejak saya kecil, Papa selalu menemani saya berlatih melukis, walau Papa harus tertidur karena menemani sampai malam. He’s always there. Ketika saya down, Papa yang selalu menyemangati. Energi positif Papa yang selalu saya rindukan hingga saat ini," kenang Nada. Ia juga berharap bahwa dengan menjalankan label Nada Puspita, ia bisa terus merasakan kehadiran sang ayah dalam hidupnya. "Saya berharap Nada Puspita bisa hidup selama-lamanya," ujar Nada.





Cover Digital | © 2024 Herworld Indonesia