Mengenal Kembali Arti Kuat

Tampil menjadi cover Her World Indonesia di edisi anniversary ke-23, Bunga Citra Lestari mengenalkan sosok Bunga, Unge, dan BCL yang menjadi lambang kekuatan dalam dirinya.
Bunga Citra Lestari

A-line Pleated Dress, LV Iconic Necklace, LV Gram Necklace.

Bunga jadi cover di edisi spesial Her World Indonesia yang ke-23 tahun. Waktu di usia ini, apa yang pernah Bunga rasakan?

Usia 23 sebenarnya selangkah mendekati momen quarter life crisis. Di sekitar usia itu juga, saya mulai mempertanyakan diri sendiri, “Apa kegunaan hidup saya di dunia? Do I have any purpose?”. Untungnya bukan hal yang mengganggu pikiran, tapi pasti ada momen di mana saya memikirkan apa lagi yang bisa dilakukan.

Apakah usia 23 jadi momen Bunga “pindah haluan” karier dari aktris menjadi musisi?

Mungkin sekitar itu, ya. Tapi pindah haluan ini bukan disengaja. Saat itu ada tawaran dadakan yang mengajak saya untuk “berubah haluan” menjadi penyanyi. Tinggal menentukan, apakah saya percaya diri atau tidak? Waktu itu ada permintaan dari label lama untuk berhenti berakting jika ingin fokus bernyanyi. Bisa dibilang itu adalah pilihan yang sangat sulit karena akting adalah sumber mata pencaharian saya. Belum tentu menjadi penyanyi dipastikan akan berhasil, kan. Namun, karena saya juga cinta musik dan punya cita-cita menjadi penyanyi, saya memberanikan diri untuk mengambil tawaran tersebut. Ibu saya pun sangat mendukung. Usia saat itu juga jadi momen tepat untuk mencoba banyak hal dan melakukan kesalahan yang dapat jadi pelajaran di masa depan. Akhirnya saya mengeluarkan lagu Sunny yang jadi soundtrack sebuah film.

Bunga Citra Lestari

Long-Sleeved Vinyl Insert Dress, Petite Malle, My LV Chain Earrings.

Teringat saat Bunga memutuskan menjadi penyanyi, banyak sekali komentar negatif yang didapat.

Wah, tentunya hahaha. Banyak yang bilang bahwa saya aji mumpung. Kalau mau flachback, waktu itu saya di-bully habis-habisan hingga akhirnya saya merasa, “Memang, saya enggak punya kemampuan bernyanyi, ya, sampai semua orang begini?”. Tapi saya lebih banyak mendengarkan nasehat dan semangat dari para musisi senior seperti Ari Lasso dan tim label saat itu. Mindset saya pun berubah, bukan fokus pada isi bully-nya tapi cara agar kuantitasnya berkurang. Saat itu saya tidak mau menghakimi bahwa mereka yang mem-bully hanya berdasarkan like and dislike, karena mungkin saja kapasitas saya yang masih kurang. Saya bertekad untuk meningkatkan skill dan menunjukkan bahwa saya bisa lebih baik lagi. Karena saat itu kan saya belum punya pengalaman menyanyi profesional, wajar banget jika ekspektasi pendengar harus yang wow. Jadi apa yang saya lakukan? Belajar lagi.

     “Bagaimana saya bisa memaksakan satu Indonesia punya pemikiran yang sama dengan saya, when we’re living a different life.       

Jadi daripada menyalahkan pihak luar, Bunga justru melihat ke dalam dan memperbaiki diri. Apa tahap selanjutnya?

Latihan vokal bersama Elfa Secioria. Jadi waktu itu saya melatih teknik vokal yang baik sambil tetap menjaga karakter suara. Kalau untuk penampilan, kemampuan bicara di panggung, menghadapi penonton, itu semua sebenarnya lebih pada pengalaman.

Karakter seperti apa yang ingin Bunga jaga saat itu?

Menurut beberapa mentor, seperti Andi Rianto, kekuatan karakter vokal saya ada di rasa. Walau lagu-lagu itu bukan diciptakan khusus untuk saya, tapi saya bisa menyampaikannya secara personal. Mungkin karena ada pengalaman berakting juga. Jadi ketika saat tampil atau rekaman, beda lagu, beda rasa, karena ceritanya pun berbeda. Saat saya membawakan lagu happy, pendengar jadi happy. Saat membawakan lagu sedih, pendengar jadi sedih. Inilah kekuatan saya dalam bernyanyi dan ini yang saya pertahankan sampai sekarang.

Bunga Citra Lestari

Bomber Jacket, Twist Front Bikini Top, LV Eclipse Pearls Earrings, LV Iconic Necklace

Lalu, bagaimana cara Bunga menghadapi kritikan negatif?

Saya tidak pernah mau dengan cepat menghakimi orang. Biasanya kalau ada yang melontarkan kritikan, saya akan mengingat lagi, kesalahan apa yang sudah saya lakukan? Kalau memang tidak ada, berarti memang koneksi saya dan orang tersebut tidak nyambung. Tidak semua orang harus suka dengan saya dan saya juga tidak harus suka dengan semua orang. Biasanya kalau energi kita nyambung, akan jadi circle terdekat. Sisanya, berusaha jadi orang yang baik saja. Tidak perlu drama atau membuat masalah. Just being nice to each other. Tapi omongan ini baru keluar setelah usia 40 tahun, ya, hahaha.

Salah satu pesan yang paling saya ingat adalah dari Reza Gunawan yaitu kita tidak bisa mengontrol reaksi orang, yang bisa kita kontrol adalah reaksi kita sendiri. Kita juga tidak punya kekuatan untuk mengubah pikiran semua orang, kan. Satu hal lagi yang saya pelajari dari Reza adalah kita punya pengalaman hidup yang berbeda, dibesarkan di keluarga berbeda, bahkan pendidikan yang beda. Lantas, bagaimana saya bisa memaksakan satu Indonesia untuk punya pikiran yang sama dengan saya, when we’re living a different life? Jadi di saat kita berusaha baik tapi ternyata ditafsirkan berbeda dengan orang lain, tidak apa-apa. Bukan berarti kita harus berhenti melakukannya.

     “Tidak semua orang harus suka dengan saya dan saya juga tidak harus suka dengan semua orang.”       

Rasanya seluruh Indonesia tahu bahwa Bunga pernah ada dalam posisi yang terpuruk.

Ya, pernah ada momen di mana saya merasa, “Buat apa lagi saya hidup?”. Bukannya ingin membuka kembali cerita duka tapi ketika Ashraf pergi dengan sangat mendadak, setengah jiwa saya juga ikut hilang. Belasan tahun bersama, karakter saya dan Ashraf sudah jadi sebuah kesatuan. Jadi, bagaimana cara saya bisa menemukan diri sendiri lagi? Simpelnya selama ini, Unge adalah Unge-nya Ashraf, Ashraf adalah Ashraf-nya Unge. Jadi ketika harus berpisah, saya harus mencari tahu lagi, siapakah Unge? Apa yang Unge suka dan tidak suka?

Tapi waktu itu saya dibantu oleh Reza Gunawan. Pesan yang paling saya ingat adalah jangan malu menerima bantuan dan jangan takut untuk minta tolong. Satu lagi yang saya pelajari bahwa selama ini ada tiga karakter yang saya miliki yaitu Bunga, sepertinya ini the real me, sosok ibu dan istri yang senang masak; Unge, yang senang bergaul dengan teman-temannya; dan BCL yang harus selalu terlihat sempurna di depan orang. Ketika Ashraf pergi, semua karakter itu akhirnya menyatu menjadi Bunga. Dari momen ini saya sadar untuk menikmati hal ini. Mungkin dulu selalu ingin mengejar karier dan bergaul, tapi sekarang berbeda. Sejak saat itu juga akhirnya prioritas saya berubah. Bukan berarti sudah tidak mau berkarier, tapi setidaknya lebih bisa memilih prioritas.

     “Saya percaya semua badai akan berlalu, kita hanya perlu bersabar.”       

Lalu, bagaimana Bunga bisa bangkit?

Tidak ada cara atau teknik yang sempurna untuk bangkit dari keterpurukan. Namun saya percaya semua badai akan berlalu dan kita hanya perlu bersabar. Mungkin salah satu hal yang buat saya bangkit adalah proses pembuatan mini album ketika pandemi. Jadi waktu itu saya menghabiskan delapan bulan untuk menangis nonstop. Sulit sekali bagi saya untuk bernapas setelah ditinggal Ashraf. Lalu, sahabat saya mengajak untuk membuat lagu. Pertama kalinya juga saya membuat lirik sendiri yang diambil dari jurnal pribadi. Karena kisah yang begitu tragis tersebut, lahirlah cerita yang dituangkan ke dalam jurnal dan menjadi lirik lagu. Lalu pandemi datang.

Karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk beraktivitas di luar, saya melanjutkan semuanya di rumah. Mulai dari proses rekaman, termasuk belajar menjadi engineer dadakan. Hingga shooting video klip pun dilakukan di rumah. Waktu itu cameraman-nya bahkan rela untuk melakukan karantina sebelum masuk ke rumah. Saya juga memilih makeup dan wardrobe sendiri. Sampai akhirnya BCL membuat mini show di rumah. Itulah yang akhirnya membantu saya untuk bangkit. Mungkin bagi sebagian orang terdengar simpel, tapi bagi saya, yang saat itu merasa hidup ini sudah tidak berguna lagi tanpa Ashraf, untuk bisa membuat karya sendiri, tentu jadi sebuah achievement. Dari hal-hal kecil itu, saya merasa jadi punya value. I felt empowered.

Bunga Citra Lestari

Halterneck Micro Check Waistcoat, Prince of Wales Tailored Pants, LV Edge Necklace MM, Twist Front Bikini Top, Petite Valise Malletage.

Bunga selalu terlihat powerful di publik, terutama dari penampilan. What’s your ideal style?

Saya selalu mengenakan sesuatu yang simpel, tapi powerful, dan structured. That’s my style. Sebenarnya tidak semua barang yang kita kenakan harus heboh, tapi setidaknya ada satu yang stand out dan harus bisa menarik perhatian. Saya banyak bekerja sama dengan Louis Vuitton karena mereka punya banyak piece yang cocok dengan karakter saya. Boots adalah satu satu item fashion yang saya suka. Mengenakan baju yang bisa membuat saya terlihat kuat sangat memengaruhi mood, lho. Misalnya dari cara jalan, cara kita berkomunikasi dengan orang lain, itu semua bisa dipengaruhi lewat penampilan.





Cover Digital | © 2023 Herworld Indonesia