Bau Tidak Sedap Pada Vagina? Coba Atasi Dengan 6 Cara Ini!

Aturan pertama setelah mengetahui vagina berbau adalah: Jangan panik! Kamu mungkin bertanya-tanya, Mengapa vagina saya berbau? Terlepas dari berbagai kemungkinan penyebab vagina berbau, sebenarnya vagina memang seharusnya sedikit berbau. 

Dikutip dari laman Women Health, menurut Jane Minkin, MD, seorang profesor klinis kebidanan dan ginekologi di Yale University School of Medicine, “vagina memiliki mikrobioma sendiri, yang mana bakteri itu bisa memberi aroma khas pada vagina.”

Tapi seperti apa biasanya bau pada vagina? "Ph asam alami yang ditemukan di vagina membuatnya sedikit berbau asam, dan kadang-kadang berbau sedikit musky," kata Christine Masterson, MD, ob-gyn di Summit Medical Group. 

Namun, jika kamu mungkin mencium bau pada vagina yang lebih menyengat, dan tidak disertai dengan gejala lain, kamu mungkin bisa melakukan beberapa cara untuk mengatasi bau tidak sedap pada vagina, antara lain:

1. Bersihkan secara teratur

Membersihkan area bawah sana secara teratur itu penting. “Menjaga vagina tetap bersih dapat membantu menghindari timbulnya aroma tidak sedap pada vagina,” kata Felice Gersh, MD., seorang OB-GYN. Anda bisa menggunakan waslap dengan air hangat dan gunakan sabun lembut yang tidak akan menggangu keseimbangan pH. 

Hindari douching, teknik membersihkan bagian dalam vagina dengan larutan khusus, karena bisa mengganggu keseimbangan pH vagina yang membuat vagina menjadi rentan terhadap infeksi dan pertumbuhan bakteri, yang bisa memberi bau pada vagina kamu. 

2. Pertahankan berat badan yang sehat

(Rawpixel on Freepik)

Dikutip dari WebMD, seringkali, bau pada vagina tidak berasal dari vagina sama sekali. Tetapi justru berasal dari area sekitar vagina, seperti di sekitar paha bagian dalam. Kelebihan berat badan di area tersebut bisa menciptakan lipatan yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Dan lagi, bakteri itu yang bisa memberi aroma tidak sedap pada vagina kamu. 

3. Mengonsumsi makanan sehat 

Mengonsumsi makanan sehat dan seimbang, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, whole grains, dan protein tanpa lemak, akan menghasilkan aroma yang lebih lembut (dan harum) pada vagina dibandingkan dengan mengonsumsi makanan cepat saji yang berminyak. 

Seperti yang dikatakan Gersh, "mengonsumsi makanan sehat bisa membuat tubuh menjadi lebih sehat, dan itu termasuk vagina kamu."

Tetapi berhati-hatilah, “beberapa makanan berbau sangat kuat seperti asparagus, bawang putih, dan bawang bombay dapat menghasilkan aroma yang lebih kuat pada vagina kamu,” tambahnya. Untuk menyiasatinya, kamu tetap bisa mengonsumsi beberapa makanan berbau sangat kuat tersebut dalam porsi kecil. 

4. Hindari menggunakan pakaian dalam yang ketat

(Photo by Karolina Grabowska on Pexels)

Pakaian dalam yang ketat sebenarnya bukanlah pilihan pakaian dalam yang tepat untuk menjaga kesehatan dan kebersihan vagina. Pasalnya, “pakaian dalam yang ketat tidak mampu menyerap keringat dengan baik, yang bisa menyebabkan penumpukan kelembapan, dan inilah yang menimbulkan bau kurang sedap pada vagina,” kata Dr. Minkin. 

Selain itu, “menggunakan pakaian dalam ketat juga mampu menimbulkan terjadinya banyak gesekan, yang bisa menyebabkan area vagina mengalami iritasi dan menghitam,” ujarnya. 

Untuk alasan itu, beralihlah dari pakaian dalam ketat ke pakaian dalam berbahan katun lembut dan longgar yang baik dalam menyerap keringat. Serta, ganti pakaian dalam dan mandi segera setelah berolahraga atau melakukan aktivitas berkeringat lainnya. 

5. Konsumsi probiotik

Diambil dari laman Everyday Health, beberapa penelitian telah menunjukan bahwa mengonsumsi suplemen dan makanan tinggi probiotik dapat membantu menjaga kesehatan vagina, ini termasuk menghindari vagina dari bau tidak sedap. 

6. Konsultasikan dengan dokter

Ketika cara-cara di atas tidak lagi mampu mengatasi bau tidak sedap pada vagina, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Seringkali, bau tidak sedap pada vagina, terlebih yang disertai dengan gejala lainnya, bisa merupakan tanda-tanda penyakit vagina. Jadwalkan janji temu dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.