Life & health

Review Film: 'Twivortiare'

By : Rahman Indra - 2019-09-14 10:05:00 Review Film: 'Twivortiare'


Diangkat dari novel laris Ika Natassa, Twivortiare menyuguhkan drama romantis yang penuh emosional, dan sangat menggugah. 

Kisah Alexandra dan Beno menjadi lebih hidup dan bergairah ketika dimainkan oleh Reza Rahadian dan Raihaanun. Chemistry keduanya menjadikan film ini terselamatkan dan asik untuk diikuti dari awal hingga akhir. 

Persoalan cinta di tangan Ika memang selalu penuh drama. Kali ini, setelah Critical Eleven dan Antologi Rasa, kisah cinta itu kembali hadir dan membuat siapapun yang sedang dan atau pernah merasakan cinta diaduk-aduk lagi perasaannya. 

(Baca juga: Review Film: Mantan Manten) 


(Beno dan Alexandra. Foto: Dok/MD)


Film Twivortiare dibuka dengan adegan kala Alexandra (Raihaanun) dan Beno (Reza Rahadian) memutuskan berpisah setelah dua tahun menikah. Persoalannya, keduanya sama-sama sibuk dan Alex merasa dirinya telah kehilangan 'rasa' saat bersama Beno. 

Cerita kemudian kadang flashback kembali bagaimana mereka berdua awalnya bertemu. Alex yang seorang banker bertemu Beno yang dokter di salah satu pesta. Cinta pada pandangan pertama dan dalam hitungan bulan, keduanya lalu menikah. 

Setelah lelah dengan semua konflik dan pertengkaran yang tak berujung, keduanya berpisah. Sahabat Alex, Wina (Anggika Bolsteri), menyebutnya sebagai perceraian yang tak pernah serius berpisah, karena tautan berbagai peristiwa senantiasa mempertemukan mereka. 

Sekali pun ada laki-laki lain, Denny (Denny Sumargo) yang berusaha mengisi hati Alexandra, tapi tetap saja, kuatnya rasa cinta yang dipaksa untuk mati, malah makin bersemi. Mereka pun bersatu lagi. Pernikahan kedua pun terjadi. 

Kali ini Beno dan Alex berjanji, akan menjalani pernikahan ini dengan sikap lebih dewasa, saling mengerti dan mau mengalah. Mereka yakin, mereka bisa, karena masih saling cinta. Tapi apakah benar, cinta saja cukup? Seperti hidup yang selalu dihadapkan pada masalah, Kali ini, Alexandra juga dihadapkan pada pekerjaan dan seorang klien Adrian (Arifin Putra) yang mencoba mendekatinya. 

Bagaimanakah kisah cinta Alex dan Beno kali ini. Mampu bertahankah mereka?  

Kisah cinta


(Adegan Twivortiare. Foto: Dok/MD) 


Ditulis kembali oleh Alim Sudio dan Benni Setiawan, kisah Twivortiare masih tetap menghadirkan dialog-dialog cerdas dan tangkas khas Ika Natassa. Benni sebagai sutradara memberi keleluasaan pada dua pemeran utamanya untuk mengambil momen dan menunjukkan kualitas masing-masing. 

Bintang sekelas Reza dan Raihaanun memang patut mendapat apresiasi. Jika bukan mereka, film Twivortiare bisa jadi akan berbeda penyampaiannya. Reza tampil lebih matang. Bahkan dapat dikatakan lebih baik saat ia bermain di Critical Eleven (meski itupun sudah sangat mengesankannya). 

Yang menarik dari Twivortiare adalah momen ketika Reza dan Raihaanun bertengkar, tapi dengan tatapan penuh cinta. Momen ini membuat kesal sekaligus gemas. Dan ini diciptakan berulang kali hingga sepanjang film. 

Meski ada penyesuaian di sana-sini dari kisah novelnya, Twivortiare cukup asik dinikmati. Sebuah film drama romantis dewasa (yang mungkin segmented), tapi berhasil membuat penonton larut dalam kisah romantis yang tampak jelimet dan complicated tapi ujungnya satu; bahwa cinta tak pernah salah, tapi mereka yang jatuh cintalah yang kadang kerap salah menyatakannya. 

Film Twivortiare tayang di bioskop Indonesia mulai 29 Agustus 2019. 



Life & health