Pagelaran Ketoprak Tari Aryo Penangsang

Untuk melestarikan dan mempopulerkan seni budaya Indonesia khususnya tari Jawa, alumni SMAN 6 mengadakan pagelaran ketoprak tari "Aryo Penangsang" pada 5 November lalu di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.

(Baca juga artikel: Sinamot: Teater Musikal Filosofi Pernikahan Batak)

Acara ini melibatkan banyak angkatan tidak hanya dari SMAN 6 saja, tetapi juga siswa dan sis SMAN 6 yang masih sekolah dan alumni SMA lainnya, baik di Jakarta maupun luar Jakarta.

Disutradarai oleh Nanang Ruswandi, pagelaran ketoprak tari "Aryo Penangsang" menceritakan tentang balas dendam Aryo Penangsang selaku pewarin tunggal Kesultanan Demak Bintoro kepada Pangeran Bagus Mukmin yang telah membunuh ayahnya.

Walaupun Aryo Penangsang berhasil untuk membalaskan dendamnya, istri Bagus Mukmin yang bernama Kali Nyamat tidak terima dengan kematian suaminya, sehingga ia pun ingin mengakhiri hidup pembunuh suaminya dengan meminta tolong kepada Adipati Hadi Wijaya dari Kesultanan Pajang.

Adipati Hadi Wijaya akhirnya mengadakan sayembara untuk membunuh Aryo Penangsang dengan hadiah bumi Mentaok. Ki Juru Mertani pun menyanggupinya dan perang besar terjadi. Berkat siasat dari Ki Juru Mertani, gugurlah Aryo Penangsang di tangan putranya, Raden Danang Sutowijoyo, yang akhirnya menjadi raja di Kerajaan Mataram.

Sejumlah artis lulusan SMAN 6 pun turut ambil peran dalam pagelaran ketoprak tari ini, seperti Maudy Koesnaedi sebagai Ratu Kali Nyamat dan Arzeti Bilbina sebagai Kanjeng Ratu Kidul. Tokoh-tokoh lainnya adalah Hendro Prastowo sebagai Aryo Penangsang, Chitra Nartomo sebagai Putri Bedoyo Kidul, Happy Pretty sebagai Putri Kali Sore, dan Kasandra Putranto sebagai Putri Prihatin.

Sebelumnya alumni SMAN 6 juga pernah mengadakan pagelaran wayang orang Ramayana "Sang Dewi Shinta" pada 7 November 2015 silam sebagai amal bhakti alumni kepada para guru SMA 6 yang telah pensiun dengan mendonasikan hasil penjualan undangan.