Studi terbaru yang dilakukan oleh Kendra Knight, communications professor di DePaul University, menemukan bahwa - surprise, surprise... - Friends with Benefits (atau mungkin versi Indonesia-nya, Teman Tapi Mesra) adalah ide yang buruk.
Setelah melakukan survei terhadap 25 "pasangan" yang terlibat dalam hubungan Friends with Benefits (FWB), ia menemukan bahwa meski kedua belah pihak setuju bahwa diperlukan pembicaraan terbuka tentang apa yang harus jadi batasan dan apa yang tidak sebelum terlibat dalam hubungan FWB, tapi nyatanya tak ada yang berani untuk memulai pembicaraan tersebut.
Kenapa? Karena kedua belah pihak sama-sama takut dianggap "terlalu attached" atau "cemburu" sementara sudah disetujui bahwa hubungan ini bersifat terbuka dan tanpa ikatan apa pun.
Tapi kembali lagi... Bagaimana mau memulai hubungan FWB yang mana dibutuhkan komunikasi terbuka, jika tak ada pihak yang mau memulainya?
So... sebelum Anda memulai hubungan FWB, ada baiknya bila dipikirkan kembali, karena pada akhirnya, tak ada "benefits" yang akan diterima oleh kedua belah pihak.
(FOTO: KIUIKSON / SHUTTERSTOCK)