Jika banyak para calon penganti disibukan dengan persiapan pernikahan seperti bertemu dengan para vendor, menggelar meeting dengan sanak saudara, event organizer, dan lain sebagainya. Namun ternyata ada satu hal yang penting tapi sering terlewatkan, cek kesehatan pra nikah. Ya, memang rasanya mengerikan jika detik-detik terakhir menjelang pernikahan namun Anda baru mengetahui bahwa Anda atau pasangan mengidap suatu masalah kesehatan atau bahkan sebaliknya, kabar bahagia menyatakan kalian berdua dinyatakan dalam kondisi sehat.
Akan tetapi, kenyataan ini cepat atau lambat harus segera dihadapi. Jangan sampai keraguan Anda terhadap fakta yang akan dihadapi, menjadi sebuah masalah yang nantinya melanda pernikahan kalian.
Tujuan dari pemeriksaan kesehatan ini sendiri ialah agar Anda dan pasangan memiliki rumah tangga yang sehat lahir, batin, fisik, ataupun jiwa.
Adapun tes kesehatan yang sebaiknya Anda dan pasangan jalani meliputi beberapa tes yakni:
1. Pemeriksaan darah perifer lengkap (DPL)
meliputi pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, lekosit, trombosit, pemeriksaan morfologi eritrosit, laju endap darah (LED), dan hitung jenis. Pemeriksaan ini harus dilakukan calon mempelai pria dan wanita.
Data darah perifel lengkap (DPL) ini pentingkarena Hb yang rendah perlu dievaluasi. Karena dari situ bisa telusuri apakah ini karena Thalassemia atau bukan. Walaupun jarang, penyakit ini dapat diturunkan kepada anak-anak kelak yang dilahirkan dari pasangan tersebut. Selain itu, hemoglobin yang rendah pada calon ibu akan berdampak buruk, baik bagi kesehatan ibu atau janin jika terjadi kehamilan nantinya. Mengingat faktor keturunannya yang dominan, beberapa laboratorium menambah paket screening untuk pemeriksaan penyakit Thalasemia. Pemeriksaan golongan darah dan pemeriksaan rhesus juga penting untuk memprediksi kemungkinan golongan darah serta rhesus anak dari hasil perkawinan tersebut.
2. Pemeriksaan virus hepatitis B dengan pemeriksaan HbSAg dan virus hepatitis C dengan pemeriksaan anti HCV.
Ibu penderita HbSAg+, selain berpotensi menularkan hepatitis kepada suaminya juga bisa menularkan kepada anaknya. Sirosis merupakan risiko seseorang untuk susah mendapatkan anak. Oleh karena pemeriksaan skrining HbSAg pranikah menjadi penting apalagi pada seseorang dengan riwayat sakit kuning sebelumnya atau dengan keluarga sakit kuning bahkan sudah diketahui menderita hepatitis kronis.
3. Pemeriksaan TORCH (antigen G dari Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus) yang khusus untuk wanita.
Identifikasi penyakit ini penting agar setelah pernikahan cepat mendapatkan keturunan.
4. Pemeriksaan virus HIV dan Hepatitis C
Bagi para pengguna narkoba khususnya jarum suntik. Ari menyarankan, khusus untuk pemeriksaan HIV perlu bekonsultasi dulu dengan dokter. Riwayat kontak seksual sebelum menikah apalagi dengan pekerja seks atau dengan pasangan dengan riwayat pengguna jarum suntik sudah merupakan indikasi dilakukan pemeriksaan HIV untuk mengetahui status HIV.