Sex & relationship

Fakta Tentang BDSM Ala Fifty Shades of Grey

By : Anggita Dwinda - 2015-02-16 04:24:51 Fakta Tentang BDSM Ala Fifty Shades of Grey

Suka tidak suka, fenomena seri Fifty Shades of Grey telah mendunia dan banyak mempengaruhi perilaku seksual wanita masa kini di tempat tidur. Berita baiknya, kaum wanita jadi lebih adventurous saat bercinta, dalam arti lebih banyak mengambil inisiatif dan tak ragu menyuarakan apa yang mereka inginkan - tak terkecuali, mengeksplor elemen penting dalam novel tersebut, yakni BDSM (Bondage & Discipline, Sadism & Masochism). Namun, apakah jenis BDSM yang digambarkan dalam novel erotis serta filmnya sudah tepat? Berikut mitos dan fakta tentang BDSM yang terinspirasi dari Fifty Shades of Grey:

 

  • MITOS 1: SEMUA TIPE DOMINAN BERARTI ORANG YANG ABUSIVE.

Pihak yang memainkan peran "dominan" sebenarnya justru peduli dengan keadaan fisik, mental, dan emosi dari pasangannya yang "penurut" (alias submissive). Ia tak akan pernah melakukan hal-hal berbahaya pada pasangannya dan segala perlakuannya terbatas hanya pada apa yang disukai dan dinikmati oleh pasangannya.

Biasanya, saat pasangan sudah berencana akan melakukan BDSM di tempat tidur, ada semacam "safe words" yang telah disepakati bersama. Hal ini dilakukan agar sang submissive bisa menghentikan aksi BDSM kapan pun ia suka. Misalkan, ia bisa menggunakan kata "red" untuk memberitahu bahwa ia ingin sang dominant berhenti, atau "yellow" untuk memberitahu bahwa ia menyukai apa yang dilakukan sang dominant padanya tapi belum tentu ia ingin agar aksi tersebut diteruskan, atau "green" untuk memberitahunya persis apa yang Anda pikirkan sekarang: "Yes, yes, I want more of that, please!"

  • MITOS 2: SEMUA TIPE DOMINAN PASTI MEMILIKI MASA KECIL YANG ABUSIVE.

Di dalam novel maupun filmnya, Christian Grey digambarkan sebagai tipe dominan karena memiliki trauma di masa kecilnya. Trauma masa kecil sebagai semacam "pembenaran" secara psikologis untuk memicu seseorang agar jadi dominan di tempat tidur tidaklah benar. Jika Anda mencoba melakukan BDSM di tempat tidur, dan berujung pada Anda yang merasa bahwa pasangan mungkin sudah "terbawa peran" dan memperlakukan Anda dengan terlalu kasar, jangan ragu untuk segera minta ia untuk berhenti. Jika ia tidak berhenti sesuai dengan yang diminta, maka mungkin perlu melakukan diskusi lebih lanjut mengenai keinginan Anda berdua.

  • MITOS 3: SEMUA TIPE PENURUT PASTI LEMAH DAN PUNYA LOW SELF-ESTEEM.

Tahukah Anda, bahwa justru pihak submissive yang lebih kuat dan memegang kendali dalam perihal BDSM? Hanya individu dengan mental kuat lah yang mampu melepas kontrol dan memberikan diri seutuhnya kepada pasangan dominannya. Menurut Dr. Laura Berman, sex and relationship therapist, "Didominasi dan menjadi tak terkontrol bisa jadi akan terasa sangat seksi, apalagi jika biasanya Anda merupakan pribadi yang terbiasa mengontrol semua hal dalam kehidupan sehari-hari dan bertanggung jawab atas banyak hal sekaligus. Akan terasa sangat melegakan, juga erotis, saat Anda bisa melepas segala tanggung jawab tersebut dan memuaskan sisi seksual Anda tanpa merasa bersalah."

  • MITOS 4: BDSM HARUS SELALU MENGANDUNG RASA SAKIT.

BDSM bukan tentang rasa sakit, melainkan tentang "pertukaran posisi / kekuatan" antara submissive dan dominant yang tidak selalu melibatkan rasa sakit atau malu, atau hal lain yang membuat Anda tak nyaman. Alasan mengapa rasa sakit adalah elemen yang populer dalam kegiatan BDSM adalah karena sedikit dari rasa sakit atau nyeri tersebut memompa adrenalin Anda berdua... dan bagi sang submissive, rasa sakit itu membuatnya merasakan sensasi yang lebih intens, termasuk kenikmatan.

Debby Herbenick, sexual health educator di Kinsey Institute dan penulis buku Because It Feels Good, menjelaskan bahwa kegiatan yang termasuk dalam BDSM sesungguhnya amat luas. "Sebelum memulai, penting bagi Anda untuk mengerti bahwa banyak yang bisa dilakukan atas nama BDSM, mulai dari hal lunak seperti menggunakan fuzzy handcuffs hingga hal ekstrem seperti membuat skenario semacam sexual dungeon," katanya. "Bahkan, jika Anda hanya menggunakan satu alat seperti whip, misalnya, cara penggunaannya pun berbeda: ada yang memilih untuk menggunakannya dengan 'mengelus-elus' pasangan secara halus, ada pula yang memilih untuk benar-benar mencambuk pasangannya." Semuanya termasuk BDSM, tinggal bagaimana cara Anda bersenang-senang dengannya saja!

 

(TEKS: ANGGITA DWINDA / FOTO: BERBAGAI SUMBER)

Sex & relationship