Sex & relationship

Mengapa Pria Sembunyikan Perasaan Mereka?

By : Anggita Dwinda - 2015-02-16 03:05:47 Mengapa Pria Sembunyikan Perasaan Mereka?

Bayangkan skenario berikut ini: Anda dan pasangan bertengkar, kemudian seperti biasa, pasangan "menghilang" untuk beberapa hari (yang rasanya seakan berlangsung selama berbulan-bulan). Ditambah lagi, saat dikonfrontasi, reaksi pasangan pun tak seperti yang diharapkan: apatis, seolah tak peduli dengan Anda dan hubungan Anda. What to do?

Pertama, jika Anda berpikir bahwa hanya kaum wanita yang terpengaruh oleh beragam drama yang ada dalam suatu hubungan, maka Anda salah. Sebuah studi dari US yang melakukan penelitian terhadap 1000 pasangan yang belum menikah menemukan bahwa sebenarnya, kaum pria lah yang lebih banyak terpengaruh atau terpukul saat bertengkar dengan pasangannya.

Para peneliti percaya bahwa ini dikarenakan mayoritas wanita punya lebih banyak hubungan pertemanan dekat dibanding pria, sehingga mereka punya support system di saat ada konflik dengan pasangan. Dibanding wanita, kaum pria kebanyakan menganggap pasangan mereka sebagai "emotional best friend" mereka, jadi begitu mereka berselisih dengan orang tersebut (Anda) maka mereka akan merasa sendirian dan otomatis akan "mengunci" perasaan mereka.

Ditambah lagi, para pria juga pihak yang berkemungkinan paling besar merasa begitu terpengaruh oleh konflik yang tengah dihadapi dalam hubungan mereka, sehingga tak sanggup menangani stress levels dari konflik tersebut. Mereka juga pihak yang paling mungkin beralih ke masalah substance abuse, semisal merokok atau minum minuman beralkohol, untuk melampiaskan emosi tersebut.

Intinya, anggapan bahwa kaum wanita yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk mensortir perasaan mereka salah. Bisa dibilang, kaum pria adalah "emotional ducks": terlihat kalem dan tenang di permukaan, namun sebenarnya sibuk "mengayunkan kaki" di bawahnya.

Jadi, lain kali, ketika ada konflik dengan pasangan dan ia terlihat seperti tidak peduli, ketahuilah bahwa ia kemungkinan tak ingin mendiskusikannya sebanyak Anda, tapi ia merasakan hal yang sama - atau bahkan lebih.

 

(TEKS: ANGGITA DWINDA / FOTO: BERBAGAI SUMBER)

Sex & relationship