A chat with

A Chat with Ryan Ogilvy: Kala Merias Caitlyn Jenner

By : Rahman Indra - 2019-01-23 13:30:00 A Chat with Ryan Ogilvy: Kala Merias Caitlyn Jenner


Menjadi makeup artist sejak 2005, nama Ryan Ogilvy sudah tak asing lagi dalam hal merias wajah para selebriti dan figur publik. Sebut saja di antaranya Dian Sastrowardoyo, Sandra Dewi, Atiqah Hasiholan, Chelsea Islan, dan atau Tatjiana Saphira. Kali ini, ia mendapat kesempatan merias wajah Caitlyn Jenner, tv personality asal AS, yang juga orangtua model Kendall dan Kylie Jenner. 

Merias Caitlyn pada Senin (21/1) di Magelang, disebut Ryan sebuah pengalaman berkesan. Karena, bagaimanapun Caitlyn adalah sosok publik figur ternama di dunia, dan dipercaya untuk meriasnya dalam proyek dokumenter sebuah pengalaman tersendiri. 

Dihubungi di sela-sela pemotretan di Jakarta, Ryan Ogilvy berbagi cerita dan buka-bukaan soal pengalamannya merias Caitlyn dan profesi make-up artist yang sudah dijalaninya hampir 13 tahun pada herworld Indonesia: 

(Baca juga: 7 Fakta Caitlyn Jenner Bikin Dokumenter di Magelang)

Herworld (HW): Bagaimana awalnya bisa merias Caitlyn Jenner? 

Ryan Ogilvy (RO): Minggu sebelumnya dihubungi pihak pembuat film dokumenter. Kebetulan, jadwalnya saya lagi liburan dan available. Tadinya saya mengambil libur dari 19-21 Januari, lalu tawaran ini datang di tanggal 21 Januari. Saya lalu kirimkan resume, dan di-approve oleh pihak Caitlyn di Los angeles (AS). Usai approve, saya mantapkan penerbangan dari Bali ke Magelang, untuk merias Caitlyn. 


(Caitlyn Jenner. Foto: Dok/Instagram/@mesastilla)


HW: Ada permintaan khusus buat riasannya dari Caitlyn? 

Ryan: Nggak ada brief khusus. 'It's on you,' ujar Caitlyn, ngasih kebebasan. Makeup berlangsung on time dari jam 6 pagi dan kurang lebih sejam, diselingi breakfast dan bercandaan. 

HW: Bagaimana sosok Caitlyn saat dirias? 

Ryan: Dia sangat ramah sekali, kita langsung bisa merias sambil chit chat, ngobrol banyak hal. Semua berjalan natural dan ngalir aja. Makeup sambil makan roti dan ngopi. Dia juga nawari saya, apa gak mau makan atau minum dulu, dan kami lalu bahas kopi dan ngobrol. 

HW: Dia berbagi cerita saat dirias, cerita tentang apa?

Ryan: Dia senang sekali di sini, dan pengen lama di indonesia. Tapi dia punya waktu singkat, habis shooting kan langsung balik ke LA. Dia juga menunjukkan foto liburannya beberapa waktu lalu. Foto yang ia share di instagramnya juga (@caitlynjenner). 

HW: Caitlyn ke Indonesia dalam rangka apa?

Ryan: Dia bikin film dokumenter. Sedikit saya ketahui, kemungkinan besar tentang profil dia, lebih banyak adegan duduk sambil ngobrol. Begitu kamera off, saya kadang touch-up sedikit make-upnya. 

HW: Riasan wajah Caitlyn seperti apa?

Ryan: Riasan andalan saya, flawless beauty, natural dengan pink muda. Karena saya juga menyesuaikan dengan latar alam yang indah. Selain itu, saya juga cari tahu bajunya apa saat shooting. Dengan baju putih, saya pikir pas dengan pink muda, dan blush on pink, dan saya lega pas dia bilang, 'you have amazing job, guys,' ujarnya. Dia juga takjub saya well-prepared bawa kamera dan juga lampu.

Selama riasan, dia juga tak banyak complain. Bahkan punya sense of humour, sambil kelakar bilang, 'saya pilih Indonesian breakfast, karena American breakfast sudah ada di rumah," ujarnya lagi. 



HW: Ini kali pertama Caitlyn ke Indonesia?

Ryan: Iya. Dia tahu Bali, karena anak-anaknya pernah ke sana beberapa waktu lalu. Tapi dia mengatakan, "sepertinya saya harus balik lagi," ujarnya kagum dengan pemandangan di Indonesia. 

HW: Ikut pengambilan gambar sampai akhir? 

Ryan: Iya. Kadang ada touch-up sedikit. Lalu di akhir dia bilang, 'make-up still on, ya, you did it." di situ saya lega banget. 

HW: Cerita juga soal Kardashian dan Jenner? 

Ryan: Dia sempat lontarkan pertanyaan, favorit saya yang mana? Saya jawab saja, semuanya. (tertawa).

HW: Usai merias, bagaimana sosok Caitlyn Jenner menurut kamu?

Ryan: Dia sosok inspirasional. Seorang tokoh yang menyenangkan dan juga fun. Selama proses meriasnya, semua berjalan lancar dan nyaman. 

HW: Boleh cerita sedikit, alasan kenapa kamu yang dipilih jadi makeup artistnya?

Ryan: Saya juga nggak tahu pasti. Tapi seingat saya, kalau menurut pembuat film, saat mencari makeup artist, nama saya yang muncul pertama. Lalu mereka hubungi via instagram, dan saya ajukan resume, dan voila. Di sini saya bertemu Caitlyn kemudian.

HW: Bagaimana pengalaman ini berefek pada kamu sebagai seorang makeup artist? 

Ryan: Saya kemudian melihat makeup artist sebagai profesi yang semestinya juga bisa dibanggakan. Biasanya kan orang lebih melihat desainer berkat baju rancangannya. Sementara, beauty belum begitu besar. Kini dalam konteks berbeda, dan imej negatif bahwa makeup artist cowok biasanya kemayu, saya pikir sudah tidak jamannya lagi demikian. Bahwa makeup artist juga memberi feedback yang positif dan bisa juga berprestasi. 

HW: Kalau boleh cerita sedikit kembali ke masa silam, sejak kapan tertarik menjadi makeup artist? 

Ryan: Awalnya saya dulu suka lihat model cantik di iklan tv atau majalah. Saya ingin masuk industri itu, dan saya mengawalinya di 2005. Tapi beberapa tahun sebelum itu saya pernah ikut pemilihan Coverboy, dan menang sebagai Favorit. Kuliah jurusan Public Reation di Jakarta, dan juga pernah ikut sekolah make up selama sebulan. Saya juga sempat bekerja di brand cosmetic dan media, sebelum kemudian saya putuskan serius sebagai MUA sepenuhnya.

Di awal karier, saya merias wajah Dian Sastrowardoyo, Sandra Dewi dan kemudian Atiqah Hasiholan. Sama mereka saya jaga hubungan baik, dan bahkan sampai sekarang saya masih kerap merias mereka walau sudah hampir lebih dari satu dekade. Saya juga merias wajah Chelsea Islan dan Tatjana Saphira. Keduanya juga saya jaga hubungan baik hampir bertahun-tahun kini. Buat saya, menjaga hubungan baik dan erat dengan mereka yang saya rias termasuk salah satu hal penting buat saya sebagai MUA.

HW: Bagaimana cara kerja sebagai MUA? 

Ryan: Kadang hampir setiap hari ada saja tawaran. Tapi kalau sudah ada saat libur, saya biasanya ambil liburan dengan traveling ke luar Jakarta, seperti kemarin ini ke Bukittinggi, Sampit, Sumba, Medan atau Gorontalo. Traveling ke beberapa daerah Indonesia tak kalah menarik dibanding luar negeri, bukan? 


(New York Fashion Week. Foto: Dok/@ryanogilvy) 


HW: Kamu juga pernah jadi MUA buat ajang New York Fashion Week? 

Ryan: Nah, kalau itu sebuah pengalaman berharga yang tak terlupakan, dengan support Maybelline, yang buat saya terharu. Saya sempat menangis di Soho waktu tawaran itu datang di 2016. Bangun pagi, melihat model di belakang panggung, merias mereka, saya pikir itu mimpi. Nggak nyangka banget pokoknya. Dan saya pikir cukup sekali, ternyata kembali saya diundang di 2017 dan 2018. Tahun ini, tahun kelima saya jadi official MUA Maybelline. 

HW: Ada pengalaman yang bikin down sebagai makeup artist? 

Ryan: Hampir gak ada, paling macet Jakarta yang kadang jadi tantangan tersendiri. Kalau soal komplain, saya selalu berupaya meminimalisirnya. Dari pengalaman yang sudah saya jalani, setiap proses rias wajah saya sesuaikan dengan kebutuhannya, misal apakah di dalam ruang atau luar ruang, butuh makeup seharian apa cuma sebentar lalu dihapus lagi ganti riasan berbeda. Dengan begitu prosesnya jadi lebih baik. Kalau kembali pada personality yang dirias, saya harus pahami juga kalau sebagian besar mereka misalnya figur publik. Saya tak akan bahasa persoalan yang lagi rame di media sosial misalnya, tapi justru lebih ke positive vibe supaya mereka semangat juga. 

HW: Terakhir, katanya selain selebritis, kemarin merias wajah ibu negara, Iriana Jokowi?

Ryan: Iya! Dan itu salah satu mimpi saya juga sebagai MUA. Itu atas rekomendasi Kahiyang, putrinya ibu Iriana. Saya membuka diri untuk merias siapa saja, tak hanya selebriti. 



HW: Banyak yang tanya, apa rekues Ryan Ogilvy sebagai make-up artist biayanya mahal?

Ryan (tertawa). Nggak juga. Jika disesuaikan dengan resume, produk yang saya gunakan, service, dan kualitasnya saya pikir harganya worth-it (pantas). 

HW: Ada pesan buat yang menggeluti profesi dan atau berkeinginan jadi makeup artist?

Ryan: Bagaimanapun MUA adalah sebuah profesi dan juga part of life (bagian dari hidup). Cintai apa yang dilakukan, nikmati prosesnya dan hargai orang sekitar. In the end, menjadi makeup artist bisa jadi profesi yang bisa dibanggakan.   

A chat with