Food & travel

Telur Asin, Kuliner Kekinian yang Patut Diwaspadai

By : Dini Felicitas - 2018-09-29 16:28:00 Telur Asin, Kuliner Kekinian yang Patut Diwaspadai


Orang Indonesia sedang eforia dengan telur asin. Makanan apa saja sekarang pasti diolah dengan telur asin. Dari pempek hingga spageti, mulai onde-onde sampai croissant. Sampai-sampai jaringan resto burger internasional pun mengeluarkan menu ayam goreng saus telur asin. Lalu produsen mi instan tak mau kalah mengeluarkan varian mi keriting telur asin, yang segera memicu “demam” di kalangan penggemarnya (walaupun belakangan banyak yang kecewa karena rasanya tak seheboh yang dibayangkan).

Hidangan yang dilengkapi dengan olahan telur asin sendiri sebenarnya sudah lama ada. Orang Jawa Timur menikmati rawon dengan telur asin rebus. Kudapan khas China seperti bacang atau kue bulan sejak dulu juga sudah diselipi kuning telur asin. Tetapi kegemaran pada hidangan telur asin baru meningkat belakangan ini. Mungkin karena semakin banyak inovasi kuliner dengan telur asin yang lebih kekinian.

Para pengamat makanan bahkan memprediksi tren hidangan telur asin belum akan mereda sampai beberapa tahun ke depan. Sebab, kreativitas orang Indonesia dalam menciptakan hidangan yang unik masih berada di puncak, dan selama media sosial masih gencar memberitakannya dipastikan hidangan ini masih diburu orang. Selain itu, citarasa telur asin yang manis, gurih, dan creamy juga mudah menyatu dengan hidangan apa saja khususnya makanan Indonesia.

(Baca juga: 

“Menurut saya kuning telur asin itu populer sekali karena secara visual terlihat menarik dengan teksturnya yang creamy. Itu memberi kesan kuat tentang citarasanya," kata Howard Lo, pendiri Tanuki Raw, raw bar di Orchard Road, Singapura. 



Telur asin dibuat dari telur bebek, karena kulit telurnya lebih berkualitas daripada telur ayam. Telur bebek juga memiliki tekstur yang lebih kenyal, lebih gurih, dan lebih mampu menyerap garam yang menjadi cara untuk mengasinkan telurnya. Meskipun begitu, telur asin tidak mahal sehingga hidangan ini menjadi kemewahan yang terjangkau.

Nah, kalau sudah begini, siapa yang masih ingat bahwa kuning telur asin -bagian paling lezat dari makanan ini- ternyata mengandung kolesterol yang tinggi? Sebab, pada dasarnya kandungan kolesterol pada telur bebek lebih tinggi daripada telur ayam. Kalau dulu orang selalu berusaha membatasi konsumsi telur ayam karena takut kolesterol, mengapa perilaku yang sama tidak diberlakukan pada telur asin?



Satu telur asin mengandung 619 mg kolesterol, yang berarti dua kali lipat dari asupan kolesterol yang disarankan dalam sehari, yaitu 300 mg. Sedangkan asupan garam yang disarankan dalam sehari adalah 2.000 mg atau setara satu sendok teh garam. "Satu kuning telur itu mengandung 680 mg sodium, sekitar sepertiga dari asupan yang disarankan," kata Dr Kalpana Bhaskaran, manajer Nutrition Research and Head of Glycemic Index Research Unit di Temasek Polytechnic’s School of Applied Science, Singapura.



Jika kuning telur asin digunakan saat menyiapkan resep, seporsi makanan kemungkinan mengandung lebih dari satu kuning telur asin dan ini bisa meningkatkan konsumsi kolesterol melebihi yang diperbolehkan.

Padahal, ada kemungkinan dalam sehari Anda juga masih mengonsumsi makanan lain tinggi kadar kolesterolnya. Asupan garam yang terlalu tinggi juga menimbulkan efek yang merugikan, yaitu meningkatkan tekanan darah, meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, kanker lambung dan jenis kanker lainnya; memperparah penyakit ginjal, batu ginjal, memicu serangan asma, osteoporosis, dan memperburuk retensi cairan.

Nah, menyeramkan bukan? Oleh karena itu, lebih baik Anda jangan sering-sering mencari kuliner telur asin. Khususnya bagi Anda yang punya riwayat kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi. Kalaupun sedang kepingin banget, coba kurangi porsi telur asinnya atau padukan dengan makanan lain yang rendah garam atau bebas kolesterol seperti sayuran dan buah. Bisa juga dengan mengonsumsi putih telurnya saja untuk menghindari kolesterolnya.

(Editor: Rahman Indra)

Food & travel