Life & health

Melihat dengan Sudut Berbeda di 'Pameran Warna-warna'

By : Rahman Indra - 2018-09-01 13:58:00 Melihat dengan Sudut Berbeda di 'Pameran Warna-warna'


Sejalan dengan peluncuran single 'Warna-warna' miliknya, Andien bekerjasama dengan Art Therapy Center Widyatama (ATC Widyatama) mengusung pameran karya anak-anak berkebutuhan khusus bertajuk 'Pameran Warna-warna'. 

Meski dibuat anak-anak yang di antaranya dengan autisme dan berkebutuhan khusus lainnya, pameran ini tak ubahnya seperti pameran seni pada umumnya. Dapat dipastikan bagi yang melihat karya, tak akan tahu bahwa seniman yang membuatnya merupakan anak-anak berkebutuhan khusus. Ini juga yang ingin dicapai Andien lewat kolaborasinya ini.

"Saya ingin mengajak masyarakat untuk melihat anak-anak berkebutuhan khusus dari perspektif yang berbeda. Bahwa mereka adalah sama seperti kita, hanya saja mereka memiliki kemampuan yang berbeda," ujarnya di sela-sela pembukaan pameran di Dia.Lo.Gue, Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (28/8). 

Pameran Warna-warna berlangsung selama dua pekan, dari 28 Agustus hingga 9 September 2018, dengan diisi juga oleh talkshow dan workshop seni. 

Karya 14 Anak 

Pameran Warna-warna ini diikuti oleh 14 siswa-siswi ATC Widyatama, antara lain Dwi Andini Maaruf , Faiz Muhammad, Ghany Aziz, Mulyo Rahardjo, Abiyan Zahran, Adryan Adi, Angkasa Nasrulah Emir, Nazario P, Ariq Rabanni, Hilary Sasabilla, Ahmad Taufan, Akbar Alliya, M Ichsan Nabil, dan Naufal Radiansyah.



Terdapat sekitar 62 karya yang dipamerkan dengan terbagi dalam 3 kategori yaitu karya murni penciptaan (karya orisinil), karya yang menggunakan referensi foto sebagai objek kekaryaan, dan karya re-make, cycling, inspiring, dan duplicating. 

Pameran menempatkan beberapa karya dengan sesi-sesi berbeda yang dalam menikmatinya publik juga diajak untuk berinteraksi. Melihat karya dari berbagai perspektif warna yang disediakan, dari balik pembatas transparan berwarna merah, biru, hijau, kuning dan lainnya. Ada juga karya instalasai yang diset sedemikian rupa. 

Di balik layar 

‘Pameran Warna-warna’ disebutkan terjadi berkat kerjasama Andien dengan Art Therapy Center Widyatama yang merupakan lembaga pendidikan kesenian di Bandung yang mendidik anak berkebutuhan khusus menggunakan ilmu seni sebagai metode terapi. 

Lembaga ini didirikan sebagai sebagai realisasi misi mencerdaskan anak bangsa tanpa kecuali; baik reguler maupun penyandang disabilitas. Selama lebih dari 10 tahun lamanya penelitian ditemukan Metode Sensasi yakni metode stimulasi sensori berbasis kreatif yang merupakan aspek-aspek dalam seni, yakni audio, visual dan kinetis. 

Ditemukan Anne Nurfarina, direktur ATC Widyatama, metode Sensasi ini menjadi dasar dari sistem belajar bagi siswa ATC Widyatama untuk membangun behaviour, skill, dan kemampuan bekerja, melalui sinergi antara aspek spiritual, budaya, sosial, dan dunia usaha di bidang industri kreatif. 



Pada metode ini, siswa dilatih kemampuannya agar bisa memahami ilmu yang dipelajari, teknis, dan konsep serta lingkungan dunia kerja. Siswa-siswi ATC Widyatama diharapkan dapat bertahan dalam kehidupan lewat pembekalan ilmu praktis yang dapat diaplikasikan dalam dunia kerja, khususnya di industri kreatif.

"Melalui pameran ini ingin menunjukkan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus memiliki bentuk ekspresi yang baik dan kemampuan yang layak mendapat tempat di ruang publik, sebagai hasil pembelajaran sekaligus terapi mereka. Karena mereka adalah siswa siswi spesial, mereka penyandang disabilitas dengan berbagai kelebihan," ujar Anne. 

Kelebihan ini, kata dia, muncul karena perjuangan para pengajar, para guru yang juga tak kalah istimewa. Dengan kesabaran dan ketekunan membimbing, mendampingi dan mengajari, terbukti kemampuan itu muncul sebagai ekspresi anak dalam kualitasnya. 

Lebih jauh, ia yakin, ajakan berpameran ini terjadi karena kualitas tersebut, bukan sekedar berempati atau mengasihani. 

Proses berkarya

Anunsiata Srisabda sebagai salah satu pengajar di ATC Widyatama dan juga kurator dalam pameran ini, mengungkapkan hampir seluruh kekaryaan mereka dibuat melalui sebuah proses yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan behavior, bagaimana mereka dituntut untuk belajar berkonsentrasi, fokus, bertoleransi, membangun komunikasi lewat gambar dan mengasah motorik halus. 

"Mereka tidak sekedar menggambar. Ada banyak hal yang terjadi dan memiliki cerita menarik pada seluruh prosesnya," ujarnya.

‘Pameran Warna-warna’ mendapat dukungan dari Engel Tanzil sebagai Konseptor dari Dia.Lo.Gue Art Space, dan Lenovo yang memberikan 3 unit laptop Lenovo untuk didesain cover-nya oleh siswa-siswi ATC Widyatama. Hasil karya ini nantinya akan dilelang dan hasil lelang tersebut akan disumbangkan sepenuhnya untuk pengembangan ATC Widyatama. 

Pada pameran ini juga dijual berbagai bentuk merchandise yang dibuat berdasarkan karya siswa-siswi ATC Widyatama. Seperti sweatshirt, enamel, mini notebook, tote bag dan lain-lain. Merchandise ini dapat dibeli secara langsung saat pameran atau di Bukalapak.



Program talkshow

Pameran Warna-Warna berlangsung 28 Agustus - 9 September 2018. Tidak hanya sekedar pameran untuk mempublikasikan karya-karya dari siswa-siswi ATC Widyatama saja, akan diadakan juga talkshow pada 1 September 2018 dengan orang tua dengan tujuan untuk berbagi informasi bahwa ekosistem untuk anak-anak berkebutuhan khusus di Indonesia sudah memadai, baik dari sekolah, fasilitas umum, dan lapangan kerja. Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki warnanya tersendiri yang memperindah dunia.

Selain itu, akan diadakan pula dialog dengan tim Human Resource dan Brand Marketing pada 5 September 2018. Dialog ini bertujuan untuk berdiskusi mengenai kesempatan kerja untuk anak-anak penyandang disabilitas, bahwa mereka mungkin memiliki kekurangan pada satu kemampuan, namun mereka dianugerahi kemampuan lebih lain yang bisa dilihat apabila kita mau melihat kemampuan itu.

Pada akhirnya, ‘Pameran Warna-warna’ mengajak publik untuk tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan proses berkarya siswa-siswi ATC Widyatama. Merasakan tidak hanya karena belas kasih semata, melainkan merasa bagaimana mereka memandang suatu objek dengan ekspresi yang berbeda dan istimewa. 

Life & health