Desainer busana Ferry Sunarto kembali menampilkan koleksi rancangannya di Moskow, Rusia pada Minggu (5/8). Ini merupakan kali ketiga, setelah dua gelaran sebelumnya cukup sukses mencuri perhatian publik di sana.
Menampilkan 30 busana dari koleksi 'fersoen by ferry sunarto', untuk ready to wear Spring/Summer 2019, ia mengambil kain batik dari Batik Keris Solo dengan tampilan chic elegan.
Apa dan bagaimana perjalanan peragaan busananya di Moskow, ikuti perbincangan Ferry dengan HerWorld Indonesia berikut ini:
(Baca juga: Fashion Show Fersoen by Ferry Sunarto di Moskow)
HWI: Boleh cerita sedikit tentang show atau peragaan kali ini?
Ferry Sunarto: Saya kembali diundang untuk memperagakan karya terbaru, dan sekaligus mendapatkan amanah sebagai Ketua koordinator untuk UMKM dan designer show yang bertugas untuk memilih peserta hingga membimbing agar karya-karya yang ditampilkan bisa menjadi kebanggaan dan banyak peminat.
FS: Untuk kali ke-3 ini saya menampilkan 30 koleksi 'fersoen by ferrysunarto', ready to wear spring summer 2019, yang mengambil kain batik dari Batik Keris Solo ke dalam look yang chic, elegan.
FS: Inspirasi budaya Indonesia selalu menjadi highlight koleksi ini. Dengan cutting dan item-item yang edgy bahan dan warna yang sedang 'in'.
FS: Respons publik sangat positif. Di awal kita belum dikenal tetapi dengan persiapan yang matang dan kita memberikan terobosan baru dengan memilih lokasi yang sama sekali tak pernah diadakan acara show. Hingga saat ini Hermitage Garden, tempat yang pernah kita gunakan menjadi tempat diadakan show desainer-desainer Moskow.
Pada show kedua kemarin, pegalamannya, antusias penonton dan pembeli sangat responsif. Dan yang kedua ini, lokasinya juga baru yaitu Kresnaya Park yang luasnya tiga kali lebih luas yaitu 16,5 hektar. Acara ini menjadi sebuah kesuksesan besar bagi KBRI Moskow mengadakan acara besar yang mengangkat industri UMKM hingga desainer tanah air.
FS: Inspirasi dari segala usaha dan pengalaman. Saya mengembangkan inspirasi gaya busana lokal dan ragam wastra Indonesia ke dalam ranah internasional yang bertujuan mempresentasikan karya secara konsisten dengan melihat selera dan permintaaan pasar. Bisa disebut tema koleksi ini adalah 'Dedication, Fersoen by ferrysunarto' dengan bahan dan corak yang dipakai adalah kain batik dari batik keris Solo. Bahannya katun, yang dikombinasikan dengan kain lace dan lainnya yang sering digunakan pada koleksi First line ferrysunarto (kebaya couture).
FS: Harapannya, pertama dengan banyaknya peserta UMKM dan beberapa incubator designer yang kita bina bisa sukses menampilkan karyanya di hadapan pengunjung Moskow. Lalu, kedua, jumlah koleksi yang saya tampilkan berjumlah 30 koleksi ini bisa mencuri perhatian dan dimiliki pengunjung, itu adalah sebuah apresiasi yang penting bagi saya.
Rekam jejak
FS: Saya sudah 22 tahun berkarya, dengan konsistan mengambil inspirasi kebaya hingga mengembangkan karya memenuhi permintaan pasar melalui lini ready to wear, dan deluxe berlabel 'Fersoen by ferrysunarto'.
FS: Yang mendorongku adalah sebuah dedikasi kepada negeri untuk selalu mengembangkan selera lokal menjadi sebuah karya masterpiece yang berkesan global.
FS: Yang membuat patah semangat di saat tawaran untuk menggelar karya di international. Dukungan pemerintah sangat lemah, apresiasi terhadap value image di dunia perbankanpun seolah tidak dihiraukan padahal value image di luar negeri sangat dihargai.
Namun, ada juga yang menjadi penyemangat. Di bawah kepemimpinan bapak Presiden Jokowi, dengan dibuka sebuah lembaga untuk para pelaku UMKM dan industri kreatif dengan tujuan mengembangkan kreasi wastra budaya negeri. Menjadi tangtangan menarik membagi pengalaman dengan harapan menjadi berkat sesama itu adalah suatu daya tarik utama.
FS: Paris, Royal Palace, Schloss Buckerburg Jerman, Singapura, Laos dan beberapa negara lainnya.
HWI: Apa pengalaman show paling berkesan?
FS: Mendapat apresiasi mengembangkan inspirasi kebaya Indonesia.
FS: Untuk lokal, saya sangat mengagumi Mas Edward Hutabarat dan Mas Biyan, yang menjadi sosok inspirasi pahlawan fashion culture negeri bagi saya. Sementara, untuk international aku suka Valentino, Ellie saab dan Mc queen.
FS: Pola bisnis tentunya mengalami fase perubahan yang dahsyat, dengan era digital sosial media sangat penting.
FS: Harapan saya Indonesia bisa menjadi barometer fashion. Sebaiknya para pelaku industri mode sama-sama mengembangkan kain wastra dan inspirasi local dengan style yang international. Dengan ini Indonesia mempunyai style yang berbeda.