Life & health

Review Film: 'Mama Mama Jagoan'

By : Rahman Indra - 2018-11-24 17:26:00 Review Film: 'Mama Mama Jagoan'


Film 'Mama Mama Jagoan' mengusung komedi yang menghibur dan unik lewat aksi tiga aktris utamanya, yang sudah tak lagi muda. 

Widyawati (68), Niniek L Karim (69) dan Ratna Riantiarno (66) menjadi tiga sahabat yang sudah berteman sejak masa sekolah menengah. Ketiganya kembali lagi bertemu dan mengalami perjalanan bersama yang melempar mereka kembali ke masa silam. 

Mengenang persahabatan, sembari saling menerima 'keunikan' karakter masing-masing. Seperti apa petualangan mereka? 

(Baca juga: Aksi Tiga Aktris Kawakan di film Mama Mama Jagoan) 

Disutradarai Sidi Saleh (Maryam), film Mama Mama Jagoan mengisahkan Myrna (Niniek) yang mencari anak laki-lakinya Monang (Lolox) bermodalkan kartu pos bertuliskan Bali. Pencariannya itu beranjak dari meninggalnya suami Myrna, Johan (Cok Simbara) yang mendadak. 

Dalam pencarian akan Monang, Myrna ditemani dua sahabat baiknya yang berbeda karakter, Dayu yang tomboy (Widyawati), dan Hasnah yang genit (Ratna Riantiarno). Cerita juga kadang flashback ke masa mereka remaja, di awal pertemuan. Myrna dari Medan, Dayu dari Bali dan Hasnah dari Bandung. Cerita lalu kembali lagi ke masa kini, 45 tahun kemudian. 


(Adegan Mama Mama Jagoan. Foto: Dok/BuddyBuddyPictures).


Berbagai insiden menghampiri mereka selama pencarian. Dari ditangkap polisi dan masuk penjara, hingga Hasnah yang mabuk di bar dan tak pulang ke hotel. Sementara, di sisi lain, Dayu yang masih single dihadapkan pada kisah cinta lamanya ketika sang mantan yang kini sudah duda kembali muncul di hadapannya. 

Upaya pencarian juga melibatkan temna-teman dekat Monang, di antaranya Made (David John Schnapp), dan Nadia (Nadine Alexandra) serta bartender JRX SID. Berhasilkah Myrna dan dua sahabatnya menemukan Monang? 

(Baca juga: Review Film: A Man Called Ahok) 

Berbekal tiga aktris kawakan yang sudah tak diragukan lagi aktingnya, Sidi Saleh (yang pernah meraih penghargaan di festival film Venice lewat Maryam), mengeksplorasi cerita perjalanan dan persahabatan tiga perempuan tangguh. Ia memberikan banyak diaog dan karakter unik yang mungkin belum pernah dilakoni sebelumnya oleh para pemeran.



(Adegan Mama Mama Jagoan. Foto: Dok/BuddyBuddyPictures).


Widyawati mislanya yang kali ini tampil tomboy dan slenge'an. Niniek L Karim yang rapuh tapi juga bijaksana. Atau Ratna Riantiarno yang mencuri perhatian lewat aksinya yang genit dan mengalir apa adanya. 

Sayangnya kekuatan akting dari para aktris ini belum bisa diimbangi dengan kemampuan para aktor muda, serta cerita yang tak begitu kuat. Sidi juga lemah dalam pengalihan adegan yang kadang berasa lambat dan membuat film ini ingin segera beralih ke adegan berikutnya. Bisa jadi Sidi ingin membangun mood dan karakter, tapi tetap ada yang tanpa adegan itu pun rasanya biasa saja. Campur aduk menghadirkan Upiak Isil pun sepertinya agak terlalu random, meski untuk menghadirkan sebuah kelucuan. 

Kemunculan Upiak Isil di bar di Bali, serta bagaimana serba kebetulannya pertemuan Upiak dengan Hasnah menjadi satu yang janggal, untuk menyebut beberapa di antaranya. 

Namun, bagaimanapun, film yang diproduksi Buddy Buddy Pictures ini menjadi kesempatan untuk melihat bagaimana para aktris senior yang sudah malang melintang di dunia teater dan seni peran berada di dalam satu frame. Kapan lagi melihat Widyawati, Niniek L Karim dan Ratna Riantiarno saling ledek dan tertawa bersama. 

Film Mama Mama Jagoan mulai tayang di bioskop Indonesia 22 November 2018. 


Life & health