Life & health

Review Film: 'Venom'

By : Rahman Indra - 2018-10-03 12:52:00 Review Film: 'Venom'


Film Venom sudah lama ditunggu-tunggu, khususnya bagi pencinta film Spider-verse. Salah satu musuh paling favorit dari Spider-Man ini kini hadir lewat kisahnya sendiri yang lebih seru, tegang dan mengasikkan. 

Venom adalah alien, parasit atau simbiot. Apapun sebutannya, Venom adalah makhluk luar angkasa yang dibawa oleh sebuah ekspedisi ke bumi, dan kemudian menemukan inangnya, Eddie Brock. 

Dengan detail yang disusun seperti puzzle, setiap elemen atau adegan di film ini meski sepele sekalipun menjadi pelengkap yang menjadikannya utuh. Sebagai franchise pertama dari Marvel Character yang diusung Sony Pictures, Venom cukup menghibur dan membuat mata tak berkedip karena pengalaman sinematik yang disuguhkannya. 

(Baca juga: Review Film: The Nun) 

Venom mengisahkan Eddie Brock (Tom Hardy), reporter investigasi yang punya program 'The Eddie Brock Report'. Kehidupannya baik-baik saja dengan tunangannya Anne Weying (Michelle Williams) seorang pengacara, sebelum kemudian ia mengacau dalam salah satu sesi interview dengan Carlton Drake (Riz Ahmed). 


(Venom. Foto: imdb.com)

Drake adalah seorang miliuner yang mengelola Life Foundation, yang di awal film bertanggung jawab terhadap roket luar angkasa yang jatuh di Malaysia Timur. Roket yang membawa alien berbentuk seperti gumpalan air yang bergerak kesana-kemari mencari inang. Dengan sifatnya yang 'menumpang' ia disebut parasit. Pakar ilmiah milik Drake menyebutnya simbiot. 

Eksperimen perpaduan simbiot dengan manusia yang dijalankan Drake tak berjalan sesuai rencana. Dr Dora Skirth (Jenny Slate) yang tak tahan dengan uji coba mengorbankan manusia ini memberontak.  Salah satu simbiot kemudian lepas dan menumpang pada Eddie.

Diketahui sebagai Venom, simbiot ini kemudian bersimbiosis dengan tubuh Eddie, memberinya kekuatan super, yang bisa terbang, mengeluarkan senjata, dan merubuhkan lawan dengan mudah. 


(Venom. Foto: imdb.com)

Namun, Venom dan Eddie yang kini jadi satu, tak sendiri. Ada simbiot lain yang lebih jahat yang ingin menguasai bumi, Riot. Pertarungan keduanya tak terelakkan dan menjadi penentu apakah Venom ingin menguasai Eddie atau menyelamatkannya?

(Baca juga: Review Film: Alpha)

Monster Anti-hero 

Dibuat berdasarkan Marvel Comics, Venom hadir pertama kali dalam Spider-Man 3 (2007) lewat karakter yang dimainkan Topher Grace. Debut kemunculannya sukses mencuri perhatian publik dan kemudian mendorong Sony Pictures memulai pengembangan filmnya sendiri.

Digadang-gadang sebagai anti-hero atau monster menakutkan yang membuat Spider-Man kewalahan, Venom versi Tom Hardy hadir dengan karakter yang kompleks. Ia tak hanya jahat, tapi juga penuh humor, toleran, dan bijak. Dengan kecerdasan tingkat tinggi, Venom hadir bukan lagi sebagai parasit yang menumpang, tapi memberikan penawaran saling menguntungkan dengan Eddie Brock. 


(Venom. Foto: imdb.com)

Tom Hardy bermain dengan sangat baik dan menyelamatkan film ini secara keseluruhan. Dari mulai ekspresinya yang membelalak menahan sakit saat berpadu dengan simbiot, kejar-kejaran di jalanan sembari mengendarai motor, hingga menggodai Anne dengan tersipu-sipu. Semuanya berjalan natural dan menggemaskan. Sesekali penonton akan dibuat bersimpati penuh padanya. Antara menginginkan ia bersama Venom, atau melepaskannya. Hal yang sama dialami oleh karakter Eddie itu sendiri. 

Sutradara Ruben Fleischer (yang pernah membuat Zombieland dan Gangster Squad) tampak berupaya keras menghadirkan film ini menjadi bukan sekadar film aksi biasa. Ia menyelipkan sisi humor, drama, dan juga romantis. Hanya saja ada sedikit twist yang membuat fokusnya jadi blur ketika persoalan identitas Eddie-Venom masih belum tuntas, satu lagi musuh hadir dan mesti diselesaikan. 

Scott Rosenberg, Jeff Pinkner, dan Kelly Marcel sebagai penulis naskah juga menyelipkan humor disela-sela aksi lewat pertarungan gagasan antara Eddie dan Venom saat mereka menjadi satu. 

Dilihat secara keseluruhan, film Venom bisa jadi lemah di tone dan skrip, tapi Tom Hardy menyelamatkannya dengan cara yang asik. 

Menjadi bagian pertama dari franchise yang bakal diusung Sony Pictures, publik diberi cuplikan dari sekuelnya pada saat bagian credit title di akhir film. Tak hanya itu, di penghujung paling akhir credit title, juga ditayangkan cuplikan film Spider-verse lainnya. Jadi jangan beranjak sebelum semua credit title berlalu.

Film Venom mulai tayang di bioskop Indonesia, pada Rabu, 3 Oktober 2018. 




Life & health