Fashion

Mengenal Sosok Desainer Sebastian Gunawan

By : Kiki Riama Priskila - 2016-01-17 06:49:32 Mengenal Sosok Desainer Sebastian Gunawan

Bagi pencinta fashion tanah air, siapa yang tak kenal high-fashion designer, Sebastian Gunawan atau Seba (sapaan akrabnya). Suami Cristina Panarese ini juga dikenal sebagai Asian Couturier Extraordinaire oleh Asian Couture Federation. Sebastian yang lahir di Jakarta, 2 Juli 1967 mempelajari seni fashion di sekolah mode Susan Budiardjo sebelum pindah ke Los Angeles, Amerika Serikat.

Merasa ingin terus meningkatkan pengetahuannya di bidang fashion, ia kemudian pindah ke Instituto Artistico Dell Abbigliamento Marangoni di Milan, Italia. Sepulangnya dari kota adibusana, Milan, ia mendirikan rumah modenya sendiri dan meluncurkan koleksi pertamanya bernama, “Sebastian Gunawan”, di tahun 1993.

Ayah satu anak ini juga dikenal lewat hasil sketsanya yang sudah sering dibuatnya sejak duduk di bangku sekolah menengah. Bisa dibilang, talenta inilah yang membuatnya tertarik untuk fokus di bidang fashion. Selama kariernya, Sebastian Gunawan sering menggunakan beads, crystals, sequins, dan batu mulia di setiap koleksi gaun malamnya. Kini, desainer yang telah bergabung ke dalam Indonesian Fashion Designers Association ini tak berhenti memberikan kontribusinya pada industri fashion tanah air.

Awal Karier

Diawali keisengan mendesain baju, Sebastian muda menghadiri sesi les desain di Susan Budihardjo Institute of Design di Jakarta pada tahun 1985. Ia kemudian mendalami fashion design di Fashion Institute of Design and Merchandising di Los Angeles, Amerika Serikat. Di sana lah ia mendapatkan gelar Certificate of Fashion Design.

Kota Milan juga menyimpan kenangan manis di masa remajanya. Di kota itulah, pertama kalinya torehan sketsanya yang memukau mendapat apresiasi. Selain berhasil lulus dari jurusan Fashion Illustration, Sebastian juga sempat berkolaborasi dengan Egon Von Furstenberg.

Kiprah yang Bersinar

Tahun 1995 merupakan pertama kalinya Sebastian mengadakan fashion show. Ia meluncurkan beberapa koleksi desain yang menjadi signature mark-nya, sebuah koleksi gaun malam mewah yang dramatis. Koleksi tersebut diberi nama “Potret Hidup”.

Di tahun 1997, ia meluncurkan koleksi keduanya, Votum, sebuah koleksi ready-to-wear yang dipasarkan di berbagai department store di Jakarta. Koleksi ini bisa dibilang cukup berbeda dengan model feminin yang manis namun tetap kaya akan detail khas Sebastian Gunawan.

Tepat tiga tahun setelah Votum diluncurkan, Sebastian memperluas brand-nya dengan mengenalkan “Red Label”. Koleksi ini menampilkan desain prêt-a-porter yang hanya dapat diakses oleh pelanggan setianya di butik. Berbagai koleksi menawan berhasil diciptakannya, namun rasanya ia masih kurang puas.

Di tahun 2005, ia menarik target pasar yang berbeda, yakni anak-anak, dengan mengeluarkan koleksi khusus anak bernama, Bubble Girl.

Hanya perlu satu tahun kemudian, ia meluncurkan koleksi high-fashion bridal yang diberi nama, Sebastian Sposa.

Torehan Prestasi

Setiap rancangan Sebastian Gunawan menyimpan sentuhan Eropa yang elegan namun tetap tak kehilangan unsur lokalnya. Desainnya kerap menonjolkan teknik embroidery, kristal Swarovski, beads, batu mulia dan handmade sequins yang menggunakan teknik bak rumah mode haute couture.

Tak ingin fokus di gaya fashion yang itu-itu saja, Sebastian mencoba pindah “jalur” dengan mengikuti peragaan Islamic Fashion Festival di Kuala Lumpur. Ia mencoba merancang busana Muslim dan ikut serta di ajang tersebut di tahun 2006, 2007, dan 2008.  

Prestasinya memang terus memukau kalangan pemerhati fashion. Di tahun 2004, ia diminta oleh Indonesian Textile Association untuk mewakili Indonesia dalam ajang International Apparel Federation di Barcelona, Spanyol.

Sesuai dengan tema rancangan, Global Travel Fashion, ia merancang sebuah koleksi unik yang menampilkan atasan dan bawahan berbahan sheer lengkap dengan jaket yang diaplikasikan motif menarik. Koleksi ini disebut dengan “I Miss Bali” dan mendapat penghargaan IAF Young Designers.

Di tahun 2004, koleksinya berhasil dipertunjukkan di tiga acara yang berbeda secara bersamaan, yakni Kuala Lumpur Fashion Week, Hong Kong Fashion Week Spring Summer, dan Southeast Asia International Fashion Show di Naning, China. Setahun kemudian, ia meluncurkan koleksi utamanya di Bangkok International Fashion Week Summer 2005.

Aksi Sosial

Nama besar yang disandangnya di dunia mode tak lantas membuatnya tinggi hati. Ia bahkan tak melulu melihat keuntungan materi di setiap peragaan busananya.

Kesadaran berbagi membuatnya melakukan penggalangan dana yang dilakukan bersama Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) pada tahun 2007 lalu. Penjualan kursi pagelaran yang mencapai Rp378 juta rupiah itu kemudian digunakan sebagai amal.

Kreativitas yang dimiliki Seba memang tak pernah berakhir. Baginya, industri fashion tanah air memiliki potensi yang besar dan bersinar. Ia pun terus berinovasi demi menginspirasi serta mewarnai bidang yang dicintainya sejak dulu.

 

(TEKS: KIKI RIAMA PRISKILA / FOTO: DOK. SEBASTIAN GUNAWAN)

Fashion