Psikolog Cynthia Hickman menyarankan untuk mengikuti tujuh langkah saat Anda memutuskan untuk lepas dari pasangan dan mengakhiri hubungan secara baik-baik.
- Jangan terburu-buru
Bersiaplah secara mental maupun emosional. Bayangkan apa yang akan terjadi ke depannya (setelah putus), kemudian beranikan diri untuk menyatakan pada pasangan bahwa Anda yakin hubungan ini sudah sepantasnya berakhir. Sebaiknya bicarakan secara perlahan dalam berbagai kesempatan, jangan mengejutkan pasangan dengan tiba-tiba mengatakan Anda ingin putus.
- Antisipasi akan adanya "rollercoaster"
Baik menjelang maupun setelah putus hubungan, biasanya kedua belah pihak sama-sama akan merasakan mood swings of emotions, di mana perasaan Anda bisa tiba-tiba berubah dari rasa lega karena akhirnya tak ada lagi beban yang harus dirasakan dan rasa sedih mendalam karena tak lagi bersama pasangan. Bila hal ini terjadi, tetaplah bersikap "baik" alias gentle terhadap diri sendiri, dan lakukan rutinitas seperti biasa agar lebih terbantu dalam masa transisi.
- Pastikan Anda telah benar-benar putus
Don't just end a relationship, complete it. Seperti yang disebutkan sebelumnya, setelah dipikirkan dengan matang, adakan perbincangan dengan pasangan untuk memastikan agar ia mengerti keinginan Anda, begitu pun sebaliknya. Pastikan agar Anda memiliki pengertian yang sama terhadap status hubungan Anda. Mungkin Anda bisa melakukan suatu ritual terakhir dengan pasangan, misalkan makan malam bersama, di mana Anda bisa mengatakan hal seperti, "Oke, sekarang kita punya jalan masing-masing. I wish you well in the future."
- Dapatkan pembelajaran dari hubungan tersebut
Berakhirnya suatu hubungan berarti kegagalan. Memang mereka terasa menyakitkan, namun percayalah bahwa di baliknya pasti ada pelajaran yang bisa Anda petik dan membuat Anda kian dewasa. Jika sebelumnya Anda terus bergantung pada pasangan, kini adalah kesempatan bagi Anda untuk jadi lebih mandiri.
Bagaimana, sudah membuat keputusan? Good luck!
(TEKS: ANGGITA DWINDA / FOTO: BERBAGAI SUMBER)
