Career & Relationship

5 Ways to Fall in Love (Again)

By : Anggita Dwinda - 2014-09-24 03:45:18 5 Ways to Fall in Love (Again)

Seperti kisah-kisah tragis Hans Christian Andersen yang akhirnya disulap menjadi "happy ending" oleh Walt Disney, Anda pun bisa mengubah kisah ironis percintaan Anda menjadi sebuah akhir bahagia.

 

1. "Si dia selingkuh tapi Anda berniat melanjutkan hubungan."

Percintaan Anda dan pasangan layaknya Jay-Z dan Beyonce, selalu adem ayem dan mesra, bahkan hingga merencanakan pernikahan. Seperti tersambar petir di siang bolong, suatu kali Anda melihat sang Jay-Z selingkuh di depan mata. Pada akhirnya ia memohon-mohon untuk tetap bersama Anda dan berjanji akan berubah. Berhubung masih sayang, Anda pun akhirnya setuju dan memaafkannya.

KONDISI TERBURUK: Rasanya amat sulit untuk membangkitkan kepercayaan padanya dan mengembalikan perasaan cinta seperti sedia kala.

SOLUSI: Untuk kembali jatuh cinta, bangkitkan dulu kepercayaan diri Anda, perhatikan usahanya merebut kembali hati Anda, coba lupakan momen sakit hati itu, anggap saja mengenang kembali masa pendekatan yang dulu pernah ia lakukan. Menurut Mitch Temple, Director of Marriage Programs at Focus on the Family, dengan mengurangi waktu yang Anda habiskan sendirian, Anda berdua akan kembali menemukan keseruan baru dan koneksi satu sama lain.

 

2. "Trauma akibat tindakan kekerasan fisik maupun batin."

Hubungan Anda dan pasangan terasa seperti "berjalan di antara serpihan kaca". Anda harus selalu berhati-hati agar tidak memancing amarahnya, yang seringkali berujung pada adu mulut panjang di mana Anda lebih banyak diam atau meminta maaf sementara ia tak segan mengulik segala "kesalahan" dan memaki Anda.

KONDISI TERBURUK: The truth is you just become so vulnerable. Jangankan mulai mencintai orang baru, Anda akan menutup diri secara otomatis setiap ada prospek percintaan baru dikarenakan kepercayaan dan low self-esteem.

SOLUSI: Menurut Dr. Joy Davidson, ahli terapis pernikahan, "Kunci untuk 'menemukan cinta' adalah dengan memberikan waktu kepada diri sendiri, sebanyak yang diperlukan, untuk melalui proses 'penyembuhan' dengan menumpahkan segala kesedihan sekaligus belajar dari hubungan tersebut."

 

3. "Ketika Mr. Right ditentang keluarga."

Layaknya lagu Justin Timberlake, Mirrors, Anda dan kekasih serupa cermin bagi satu sama lain. Rasanya tidak ada orang lain yang lebih tepat untuk berada di sisi Anda selain dia, begitu juga sebaliknya. Namun tak semua hubungan yang berjalan bahagia harus berakhir bahagia. Hubungan Anda ditentang keluarga dan perpisahan adalah satu-satunya jalan keluar.

KONDISI TERBURUK: Anda masih "terjebak nostalgia" akan perasaan Anda dengan mantan kekasih. Bagaimana pun juga, kalian berpisah dengan keadaan masih saling mencintai. Hubungan Anda berdua juga masih dekat seperti ketika masih menjalin hubungan.

SOLUSI: Percayalah, sebagai perempuan, Anda akan sulit melupakan mantan kekasih sampai Anda bertemu orang baru yang menarik perhatian. Seperti kata Dr. Robert Hemfelt, seorang terapis pernikahan, "Cinta adalah pilihan"; memutuskan untuk mencintai atau pun berhenti mencintai seseorang merupakan pilihan yang Anda buat sendiri. Yakinlah ketika Anda memutuskan untuk ikhlas, you'll finally meet that potential new guy.

 

4. "Saat Anda larut dalam duka mendalam."

Till death do us part, begitulah janji yang kerap diucapkan dalam upacara pernikahan. Sayang, tanpa bisa dihindari pemisah tersebut datang terlalu cepat. Bukan hanya ayah dari anak-anak Anda, tetapi figur yang selama ini mengambil bagian terbesar dalam hati Anda kini sudah tiada. Rasanya bahkan lebih buruk dari sekadar patah hati yang pernah dialami ketika masa berpacaran dulu.

KONDISI TERBURUK: Anda sudah terbiasa mencurahkan kasih sayang kepada keluarga. Kini pasangan telah tiada, anak-anak Anda juga mulai sibuk dengan kehidupannya sendiri. Anda kesepian, ditambah lagi kenangan mendiang suami begitu membekas.

SOLUSI: Jika Anda kesepian dan merasa terpuruk, tidak ada salahnya untuk mencoba berkencan lagi. Menurut para ahli, berkencan setelah masa berduka karena kehilangan pasangan adalah salah satu cara yang ampun untuk menyembuhkan rasa rapuh dan kesepian yang Anda alami. "Pahamilah bahwa mencoba berkencan kembali bukan berarti Anda mengkhianati pasangan Anda," kata Linda Hass, seorang penulis kolom relationship.

 

5. "Oh tidak! Kami menghadapi couple-dom."

Setiap pasangan yang menikah pasti menginginkan hubungan yang bahagia selamanya. Namun, realita berkata lain. Usia pernikahan yang memasuki tahun keenam bahkan kesepuluh justru membuat Anda dan pasangan merasa jenuh satu sama lain. Bahkan, bukan tak mungkin pembicaraan yang kerap Anda lakukan hanyalah sekadar ucapan "Aku pergi dulu."

KONDISI TERBURUK: Sifat pasangan yang hangat lambat laun berubah dingin, bahkan ia terlihat tak tertarik dengan celotehan singkat tentang baju baru Anda atau kejadian mengharukan di kantor. Ironisnya, aksi sering diam ini kerap menimbulkan pertengkaran yang membahayakan hubungan pernikahan Anda.

SOLUSI: Jika di awal pernikahan Anda lebih sering dikejutkan pasangan, kini giliran Anda yang membuatnya terkesima. Menurut psychotherapist sekaligus penulis artikel Psychology Today, Barton Goldsmith, PhD, merencanakan kegiatan yang benar-benar beda dari aktivitas harian Anda berdua bisa meningkatkan hormon oxytocin di otak sehingga pasangan merasa tertarik. Kalau perlu, ciptakan permainan seks yang membara!

 

(TEKS: ANDHINI PUTERI LESTARI, ANGGITA DWINDA, KIKI RIAMA PRISKILA, CINDY EGIFANIA / FOTO: BERBAGAI SUMBER)

Career & Relationship